Industri Startup Punya Estatus HKI

Industri Startup Punya Estatus HKI

Industri startup sangat erat dengan proses kreatif yang ada di dalamnya. Biasanya produk yang dihasilkan sebuah bisnis startup merupakan produk yang membutuhkan proses desain, riset hingga implementasi yang lama. Produk kreatif erat kaitannya dengan bagaimana sebuah ide cemerlang diwujudkan dalam sebuah karya, menjadi sebuah produk yang bisa digunakan oleh banyak orang.

Mengapa Industri Startup Harus memiliki Estatus HKI?
Sebuah produk kreatif meliputi bentuk fisik dan non fisik. Bentuk fisik merupakan satu-satunya hasil dari suatu produk yang diperdagangkan untuk mencapai keuntungan ekonomis. Padahal, yang menjadi inti dari sebuah produk kreatif adalah kekayaan intelektual di dalamnya. Kekayaan intelektual harus mampu memberikan nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan barang fisik yang dihasilkan.

Proses kreatif produk rintisan di Indonesia semakin baik, namun kesadaran akan HKI masih rendah, padahal HKI akan melindungi karya dari pemalsu dan memberikan jaminan kualitas yang mahal untuk produk yang dihasilkan.

Seiring pengembangan produk menjadi lebih baik, startup harus memikirkan estatus hki untuk merek tersebut. Hari mencontohkan beberapa produk biasa saja, namun ketika produsen sudah memiliki brand yang kuat, nilai jualnya juga tinggi. Keuntungan seperti ini diharapkan bagi para pengembang produk kreatif di tanah air.

Mendukung kesadaran HKI bagi industri kreatif dalam negeri, Bekraf berinisiatif membantu proses pendaftaran HKI secara end-to-end, termasuk dari segi pembiayaan (proses pendaftaran HKI gratis, biaya ditanggung Bekraf). Saat ini, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) sedang mengupayakan mekanisme terbaik, jadi industri kreatif bisa menikmati kemudahan proses HKI.

Ada dua prosedur pendaftaran HKI, yakni konsultasi dan validasi kelayakan. Dari pengalaman sebelumnya, proses ini dianggap lama dan cukup rumit. Pihak Menkumham akan mempermudah proses pendaftaran HKI, hal ini bertujuan untuk memicu banyak karya untuk dipatenkan. Setidaknya Indonesia memiliki lebih dari 1.000 pendaftar HKI yang mendaftarkan mereknya.

Selain HKI, pemerintah membuka seluas-luasnya bagi perkembangan industri kreatif. Salah satunya adalah membuka lebih banyak investasi asing untuk film. Sehingga Indonesia memiliki banyak bioskop alternatif yang akan lebih sering menayangkan film-film Indonesia.

Para konsultan HKI, pelaku usaha dan konsumen juga perlu ikut membantu agar HKI dapat dengan mudah dikenal dan dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga tidak hanya fokus melindungi HKI, tetapi juga berupaya untuk HKI mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan pelaku usaha, serta kan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Saat ini, Ditjen HKI telah mengembangkan fasilitas online agar mempermudah pendaftaran HKI, seperti Estatus HKI, dan sistem lainnya. Namun dalam hal pelaksanaan penegakan hukum, penegakannya masih sering mengalami kendala, terutama bagi UKM.

Mengenai UU Paten, manfaat terbesar UU Paten jelas dirasakan oleh teknologi negara lain yang masuk ke negara kita. Tentu saja tidak masalah, karena melindungi hak orang lain adalah bagian dari etika sosial internasional.

Oleh karena itu, pemberlakuan UU Paten harus dijadikan sebagai alat untuk mendorong kita meningkatkan paten dalam negeri agar benar-benar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi diri kita sendiri, dan lepas dari status tidak nyaman di dunia internasional.

Disinilah letak masalahnya, membuat undang-undang itu mudah, tetapi memanfaatkannya yang sulit. Terbukti, tidak ada peningkatan signifikan jumlah paten dalam negeri sejak diberlakukan 2 tahun lalu. Itulah pentingnya mempunyai Estatus HKI, semoga bermanfaat.

Bisnis