Nyeri haid sering disebut dengan istilah dismenore, yaitu kram perut bagian bawah yang terjadi sebelum atau saat haid. Dismenore biasanya bersifat ringan, tapi ada juga yang bisa cukup parah sampai mengganggu aktivitas. Ada 2 jenis dismenore yaitu primer & sekunder. Dismenore primer adalah kram yang terjadi sebelum/selama haid, lalu hilang seiring haid berakhir. Dismenore sekunder terjadi karena gangguan organ reproduksi sehingga kram bisa terjadi lebih lama dan lebih menyakitkan seiring berjalannya haid.
Gejala & Komplikasi Nyeri Haid
Gejala utamanya jelas kram perut bagian bawah. Gejala ini normal & tak perlu dikhawatirkan. Seiring usia bertambah, dismenore akan hilang bertahap. Meski jarang timbul komplikasi, gejala dismenore bisa mengganggu aktivitas, khususnya yang disebabkan penyakit tertentu. Beberapa komplikasi yang mungkin muncul adalah infeksi saluran tuba, masalah kesuburan, dan hamil di luar rahim.
Pengobatan & Pencegahan Nyeri Haid
Kamu bisa mengatasi dismenore sendiri dengan cara mengkompres perut dengan kain & air hangat. Selain itu, mandi air hangat dan mengkonsumsi obat pereda nyeri juga bisa meringankan nyeri saat haid. Tapi, kalau dismenore terasa parah, kamu perlu berobat ke dokter.
Kram saat haid adalah hal normal. Tapi, kamu bisa mencegah agar kondisi kram tidak memburuk dengan beberapa cara:
– Mengelola stres, misalnya dengan teknik relaksasi
– Tidak merokok & menghindari minuman beralkohol
– Membatasi minum kopi atau minuman yang mengandung kafein lainnya, khususnya saat mendekati waktu haid
– Mengkonsumsi makanan bernutrisi lengkap & seimbang
– Istirahat & tidur yang cukup
– Olahraga secara rutin, setidaknya 30 menit setiap hari
Penyebab Nyeri Haid Tidak Normal
Tak semua nyeri haid disebabkan oleh efek proses peluruhan darah haid. Kadang, ada penyakit lain yang memicu nyeri yang kuat saat haid. Seperti yang sudah disinggung di atas, kondisi ini dinamakan dismenore sekunder. Nyeri yang tidak normal saat haid bisa dipicu oleh beberapa penyakit, antara lain:
1. Endometriosis
Ini adalah kondisi ketika jaringan pelapis dinding rahim menumpuk & mengendap di luar. Jaringan juga dapat tumbuh di ovarium, jaringan panggul, saluran tuba, dan usus. Gejala endometriosis ditandai dengan nyeri pinggang/panggul saat haid, pendarahan cukup berat, nyeri perut bawah sebelum & selama haid, dan sakit setelah berhubungan badan.
2. Fibroid Rahim
Ini adalah tumor jinak yang kerap muncul di rahim ketika masa subur wanita. Ukurannya berbeda-beda, bisa sangat kecil dan bisa juga besar. Tumor non-kanker ini bisa membuat rahim rusak kalau ukurannya besar. Wanita yang mengalami fibroid rahim biasanya akan merasakan beberapa gejala seperti nyeri punggung/kaki, sembelit, sering buang air kecil, rasa tertekan di panggul saat haid & setelahnya, dan haid deras & lebih dari 7 hari.
3. Radang Panggul
Penyakit ini adalah infeksi pada organ reproduksi wanita yang bisa muncul saat bakteri masuk ke rahim, ovarium, atau tuba fallopi. Biasanya, radang panggul terjadi akibat penyakit menular seksual. Beberapa gejalanya adalah sakit ketika buang air kecil, sakit ketika berhubungan intim, pendarahan di rahim yang tak normal, keputihan yang tak normal dengan bau menyengat, dan nyeri perut bagian bawah & panggul.
4. Adenomiosis
Ini adalah kondisi saat sel-sel yang tumbuh ke luar rahim malah tumbuh di dalam otot rahim.
5. Stenosis Serviks
Ini adalah kondisi saat serviks menyempit atau tertutup sepenuhnya sehingga aliran darah haid terhambat.
Jika nyeri haid yang tak wajar terjadi dan berlangsung lebih lama dari biasanya, segera periksakan ke dokter agar tidak terjadi kondisi yang lebih parah.