Berawal dari suatu perpisahan dengan orang yang selalu menjaga ku dari gigitan nyamuk binal dan orang yang selalu menegur ku di saat aku nakal. Kemandirian ku di paksa, kesunyian mulai terasa dan tangis ku menjadi biasa.
Waktu berlalu, aku sedikit melupakan nasib ku, aku lupa saat bermain dengan yang lainnya yang lebih beruntung kehidupannya. Namun saat aku sendiri, aku kembali mengingat nasib ku, sedih.. namun tidak lagi dengan tangis. Saat itu aku tersadar, aku harus memperjuangankan kemandirian ku dan melempar jauh mimpi ku agar aku berlari kembali untuk mendapatkan nya lagi.
1 bulan, 3 bulan, 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun dan entahlah jangka waktu setelah itu tidak pernah ku ingat lagi. Yang ku ingat hingga saat ini, saat berjumpa dengan mereka, waktu berhenti, kemandirian ku sirna dan mimpi ku terlupakan. Aku menikmatinya, aku merasakan betapa indahnya dunia dan aku tidak ingin terlelap hingga waktu yang berhenti mencuri mimpi ku yang terlupakan sesaat.
Tetaplah, dunia kembali berputar, waktu kembali berjalan dan aku kembali kesunyian dengan kemandirian yang terpaksa di mulai kembali. Sedangkan mimpi yang di curi waktu, aku ikhlas kan dan aku kembali membuat mimpi lainnya, mimpi yang lebih besar dan aku butuh tangan-tangan mereka untuk membantu ku melempar jauh mimpi besar ku ini.
Nasib ku, tangan-tangan mereka tidak bisa membantu ku. Aku berjuang sendiri meski tertatih, aku bangkit meski tidak tegak dan aku harus berlomba dengan waktu yang terus mengejek ku.
Hingga suatu waktu, aku mampu melempar mimpi besar ku. Aku mendapatkan sesuatu yang bisa ku banggakan kepada mereka di usia yang tidak seharusnya. Mereka pun bangga, dan mereka memberikan waktu nya kepadaku. Saat itu, aku pun kembali terbuai, kemandirian ku luluh mencair dan aku pun lengah untuk membuat mimpi besar lainnya.
Tetapi waktu tetap lah waktu, dia tidak bisa di tawar dan dia terus berjalan. Dan nasib ku terulang kembali untuk kesekian kali nya.
Kini, perjuangan ku masih sama namun aku tidak sendiri lagi memperjuangkannya. Ada tangan lembut yang terus memegang erat tangan ku dan tangan mungil yang nakal mencubit hidung besar ku jika aku mulai terbuai dengan sesuatu yang tidak seharus nya aku jalani.
Dan mimpi, kami membuat nya bersama, kami melempar nya bersama dan kami menggapai nya bersama.